Jumat, 30 November 2012

PERILAKU KONSUMEN

PENGARUH SITUASI KONSUMEN

Jenis- jenis situasi konsumen
komunikasi, pembelian, pemakaian
Memahami komunikasi, pengaruh iklan pada pembelian dan memakai suatu produk.
Situasi komunikasi dapat di definisikan sebagai latar dimana konsumen dihadapkan kepada komunikasi pribadi maupun nonpribadi. Komunikasi pribadi mencakup percakapan yang mungkin diadakan konsumen dengan orang lain, sedangkan komunikasi non pribadi melibatkan program publikasi, seperti iklan.
Pengaruh iklan dapat membuat seseorang untuk bisa tertarik dalam membeli produk yang ditawarkan karena tertarik dengan pemaparan yang di tawarkan oleh iklan tersebut, sehingga bisa membeli serta menggunakan barang tersebut.
Contoh : membeli barang saat ada diskon, setelah melihat iklan di televisi maupun di Koran dengan potongan harga hingga 70%.
Interaksi orang dengan situasi

Memahami serta menganalisis pengaruh situasi dalam proses pembelian barang.
Banyak dari konsumen yang dipengaruhi oleh variasi dari situasi lain yang sesuai denga keadaan mereka saat itu, belum tentu saat orang lain menggunakan produk A saat ia berjemur di pantai tapi bisa saja orang lain menggunakan produk A sebagai lotion untuk ke kantor atau kemanapun ia pergi tidak harus saat berjemur saja.
Jadi penggunaan produk tertentu tidak hanya pada satu situasi saja tapi bisa untuk situasi lain untuk orang lain.

Pengaruh situasi yang tidak terduga

Memahami perilaku membeli dalam situasi yang tak terduga.
Bagaimana seseorang mengerti akan potensi dari pengaruh situasi yang tak terduga yang dapat merusak keakuratan ramalan yang didasarkan pada maksud pembelian, yang tadinya ia tidak mau membeli barang tapi karena susatu hal jadi membeli barang tersebut.
Contoh : saat jalan ke pusat perbelanjaan, ayah melihat ingin membeli baju baru padahal awalnya mereka ke pusat perbelanjaan hanya untuk belanja bulanan

Jumat, 02 November 2012

PERILAKU KONSUMEN

EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN

Sebelum melakukan pembelian para konsumen atau pembeli pasti akan melakukan suatu pertimbangan akan suatu barang yang akan ia beli dengan alternatif lainnya.
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya.

pertimbangan-pertimbangan evaluasi tersebut contohnya:

 1. Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.

2. Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.

3. Negara asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal tak teragukan.

4. Saliensi kriteria evaluasi
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa criteria evluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencook (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.

Menaksir alternatif Pilihan
Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.
Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran pembelian.
Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.
Menyeleksi Aturan Pengambilan Keputusan
Setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen. Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh konsumen.


sumber: http://m.wattpad.com

Jumat, 12 Oktober 2012

Perilaku Konsumen

NILAI-NILAI INDIVIDU

Pola yang dapat kita lihat dari nilai adalah perubahan perilaku dan alasan seseorang dalam membelanjakan uang atau sumber daya yang mereka kelola dan mereka miliki. Semakin tinggi mereka menilai dari suatu barang dan jasa terhadap kehidupan, maka makin tinggi pula apresiasi mereka dalam memandang barang dan jasa tersebut dari segi konsumsi. Contohnya adalah jika seseorang memandang bahwa mengkonsumsi makanan di restoran Mc'Donald adalah sebuah keinginan dan kebutuhan. Maka ia akan berusaha untuk menikmati makanan di restoran tersebut dengan nyaman walaupun tentu ada uang yang harus ia keluarkan untuk hal tersebut. Dan sebaliknya, kalau seseorang memandang mengkonsumsi makanan yang disajikan disebuah restoran tersebut sebagai sesuatu yang kurang begitu penting bagi dirinya, maka ia tidak akan berusaha untuk datang dan makan direstoran tersebut. Walaupun ia sebenarnya memiliki kemampuan untuk datang dan makan direstoran tersebut. Dilihat dari kepribadian, perilaku konsumen mempunyai nilai-nilai individu sebagai berikut :
  1. Id, Id itu untuk mengusahakan segera tersalurkannya kumpulan-kumpulan energi atau ketegangan, yang dicurahkan dalam jasad oleh rangsangan-rangsangan, baikdari dalam maupun dari luar. Berfungsi sebagai menunaikan prinsip kehidupan yang asli atau yang pertama yang dinamakan prinsip kesenangan (pleasure principle). Bertujuan untuk mengurangi ketegangan. Ketegangan dirasakan sebagai penderitaan. Tujuan dari prinsip kesenangan ini dapat dikatakan terdiri dari usaha mencegah dan menemukan kesenangan.
  2. Ego, Ego adalah hubungan timbalbalik antara seseorang dengan dunia memerlukan pembentukan suatu system rohaniah baru. Berlainan dengan Id yang dikuasai oleh prinsip kesenangan, ego dikuasai oleh prinsip kenyataan (reality principle). Bertujuan untuk menangguhkan peredaan energi sampai benda nyata yang akan memuaskan telah diketemukan atau dihasilkan. Penangguhan suatu tindakan berati bahwa ego harus dapat menahan ketegangan sampai ketegangan itu dapat diredakan dengan suatu bentuk kelakuan yang waar.
  3. Super Ego, Super Ego adalah suatu cabang moril atau cabang keadilan dari kepribadian. Super ego lebih mewakili alam ideal daripada alam nyata. Super ego terdiri dari dua anak system, ego ideal dan hati nurani.

Kamis, 04 Oktober 2012

Peranan Bahasa Indonesia pada Masa Kini

Bahasa Indonesia sebagai Alat Komunikasi Nasional


Bahasa adalah alat untuk menerangkan pikiran dan perasaan manusia dengan menggunakan alat ucap. Bahasa diperlukan dalam komunikasi sehari-hari, perdagangan, penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan kebudayaan. Peranannya tentu saja tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, sejauh apapun teknologi dan kebudayaan telah berkembang. Contohnya dalam suatu kelas yang berisi mahasiswa dari berbagai suku, kita tidak akan kesulitan untuk berkomunikasi dengan semua anggota kelas jika menggunakan bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia diresmikan ketika Ikrar Sumpah Pemuda tahun 1928. Sejak saat itu bahasa Indonesia telah menjadi bahasa Nasional yang digunakan oleh seluruh warga mulai dari Sabang sampai Merauke.



Kita melihat peranan bahasa Indonesia akhir-akhir ini agak tergeser karena era globalisasi telah menetapkan bahasa Inggris sebagai bahasa perdagangan Internasional. Contoh nyata di sekolah-sekolah mulai dari PAUD telah diajari bahasa Inggris. Di sini menurut saya akan lebih efektif kalau kurikulumnya yang diperbaharui, bukan bahasanya. Pada dasarnya bahasa Indonesia berakar dari bahasa Melayu yang sudah digunakan sejak dulu sebagai bahasa perdagangan, memiliki kelebihan yaitu tidak mengenal tingkatan dan mudah dipelajari.Peranan bahasa Indonesia yang masih tidak bisa tergantikan sampai sekarang adalah sebagai bahasa resmi kenegaraan dan alat pemersatu antar anggota masyarakat.